Kamis, 19 Februari 2015

Usaha Tebu Putih


Â
Negara
Indonesia
adalah
negara
yang
memiliki
lahan
pertanian
luas,
sayangnya kita belum memaksimalkan potensi
pertanian dan perkebunan, sebagai contoh
pertanian tebu. Sampai sekarang kita masih
mengimpor komoditas seperti kedelai dan gula.
Untuk prodiksi gula nasional harusnya mendapat
perhatian menilik besarnya potensi yang dimiliki
bangsa ini untuk mewujudkan swasembada gula.
Tebu sebagai bahan baku pembuat gula masih
terbelengkalai dalam pelaksanaanya. Saat ini
pemerintah sedang menggalakkan penanaman
tebu untuk mengatasi rendahnya produksi gula di
Indonesia. Usaha pemerintah sangatlah wajar
dan tidak berlebihan mengingat dulu Indonesia
pernah mengalami masa kejayaan sebagai
pengekspor gula sebelum perang.
Di daerah Jawa Tengah Khususnya kabupaten
Blora sudah banyak petani yang menanam tebu.
Para petani didaerah Blora melihat bertani tebu
sebagai peluang usaha yang bagus, apalagi saat
ini sudah didirikan pabrik tebu di daerah Kec
Todanan Kab blora, sehingga nantinya akan
mempermudah proses penjualan ketika masa
panen tebu sudah tiba.
Peluang usaha pertanian tebu dapat dibilang
cukup bagus. Rata-rata keuntungan usaha
bertani tebu bekisar antara Rp. 2,5 juta sampai
Rp.8 juta per hektar. Keuntungan ini akan lebih
besar apabila dihitung dengan sewa lahan yang
mencapai sekitar Rp.4 juta- Rp. 6juta per hektar.
Sebelum memulai usaha pertanian tebu, ada
baiknya mengerti beberapa hal berikut :
SYARAT TUMBUH
Tanah yang cocok adalah bersifat kering-kering
basah, yaitu curah hujan kurang dari 2000 mm
per tahun. Tanah tidak terlalu masam, pH diatas
6,4. Ketinggian kurang dari 500 m dpl.
JENIS – JENIS TEBU
Jenis tebu yang sering ditanam POY 3016, P.S.
30, P.S. 41, P.S. 38, P.S. 36, P.S. 8, B.Z. 132,
B.Z. 62, dll.
Peluang usaha pertanian tebu
PEMBUKAAN KEBUN
Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai
dari petak yang paling jauh dari jalan utama atau
lori pabrik
Ukuran got standar ; Got keliling/mujur lebar 60
cm; dalam 70 cm, Got malang/palang lebar 50
cm; dalam 60 cm. Buangan tanah got diletakkan
di sebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi
setelah tanam, maka tanah buangannya
diletakkan di sebelah kanan got supaya masih
ada jalan mengontrol tanaman.
Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru dapat
dibuat setelah got – got malang mencapai
kedalaman 60 cm dan tanah galian got sudah
diratakan. Ukuran standar juringan adalah lebar
50 cm dan dalam 30 cm untuk tanah basah, 25
cm untuk tanah kering. Pembuatan juringan
harus dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan
stek kedua serta rapi.
Jalan kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan
lebar + 1 m. Setiap 5 bak dibuat jalan kontrol
sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm.
Pada juring nomor 28, guludan diratakan untuk
jalan kontrol (jalan tikus)
TURUN TANAH/KEBRUK
Yaitu mengembalikan tanah stek kedua ke dalam
juringan untuk membuat kasuran/bantalan/dasar
tanah. Tebalnya tergantung keadaan, bila
tanahnya masih basah + 10 cm. di musim
kemarau terik tebal + 15 – 20 cm.
PERSIAPAN TANAM
- Lakukan seleksi bibit di luar kebun
- Bibit stek harus ditanam berhimpitan agar
mendapatkan jumlah anakan semaksimal
mungkin. Bibit stek + 70.000 per ha.
- Sebelum ditanam, permukaan potongan
direndam dahulu dengan POC NASA dosis 2
tutup + Natural GLIO dosis 5 gr per 10 liter air.
- Sebelum tanam, juringan harus diari untuk
membasahi kasuran, sehingga kasuran hancur
dan halus.
CARA TANAM TEBU
1. Bibit Bagal/debbeltop/generasi
Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian
tanah digaris dengan alat yang runcing dengan
kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke
dalam bekas garisan dengan mata bibit
menghadap ke samping. Selanjutnya bibit
ditimbun dengan tanah.
2. Bibit Rayungan (bibit yang telah tumbuh di
kebun bibit), jika bermata (tunas) satu: batang
bibit terpendam dan tunasnya menghadap ke
samping dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika
bibit rayungan bermata dua; batang bibit
terpendam dan tunas menghadap ke samping
dengan kedalaman + 1 cm.
3. Sebaiknya, bibit bagal (stek) dan rayungan
ditanam secara terpisah di dalam petak-petak
tersendiri supaya pertumbuhan tanaman merata.
WAKTU TANAM TEBU
Berkaitan dengan masaknya tebu dengan
rendemen tinggi tepat dengan timing masa giling
di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei,
Juni dan Juli.
PENYIRAMAN
Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak
merusak struktur tanah. Setelah satu hari tidak
ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.
PENYULAMAN
1. Sulam sisipan, dikerjakan 5 – 7 hari setelah
tanam, yaitu untuk tanaman rayungan bermata
satu.
2. Sulaman ke – 1, dikerjakan pada umur 3
minggu dan berdaun 3 – 4 helai. Bibit dari
rayungan bermata dua atau pembibitan.
3. Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan
tebu dilakukan ketika tanaman berumur + 1 bulan
4. Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum
pembubunan, bersama sama dengan pemberian
air ke – 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan
5. Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum
bumbun ke -2
PEMBUMBUNAN TANAH
> Pembumbunan ke-1 dilakukan pada umur 3-4
minggu, yaitu berdaun 3 – 4 helai.
Pembumbunan dilakukan dengan cara
membersihkan rumput-rumputan, membalik
guludan dan menghancurkan tanah (jugar) lalu
tambahkan tanah ke tanaman sehingga tertimbun
tanah.
> Pembumbunan ke – 2 dilakukan jika anakan
tebu sudah lengkap dan cukup besar + 20 cm,
sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah
sewaktu ditimbun tanah atau + 2 bulan.
> Pembumbunan ke-3 atau bacar dilakukan pada
umur 3 bulan, semua got harus diperdalam ; got
mujur sedalam 70 cm dan got malang 60 cm.
GARPU MUKA GULUD
Penggarpuan harus dikerjakan sampai ke pinggir
got, sehingga air dapat mengalir. Biasanya
dikerjakan pada bulan Oktober/November ketika
tebu mengalami kekeringan.
KLENTEK
Yaitu melepaskan daun kering, harus dilakukan 3
kali, yaitu sebelum gulud akhir, umur 7 bulan
dan 4 minggu sebelum tebang.
TEBU ROBOH
Batang tebu yang roboh atau miring perlu diikat,
baik silang dua maupun silang empat. Ros – ros
tebu, yang terdiri dari satu deretan tanaman,
disatukan dengan rumpun – rumpun dari deretan
tanaman di sisinya, sehingga berbentuk
menyilang.
PEMUPUKAN TEBU
1. Sebelum tanam diberi TSP 1 kuintal/ha
2. Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah
dicampur air secara merata di atas juringan
dosis ± 1 – 2 botol/1000 m² dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan
dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan
induk tadi untuk menyiram juringan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1
peres sendok makan SUPERNASA untuk
menyiram 5 – 10 meter juringan.
3. Saat umur 25 hari setelah tanam berikan
pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha. Pemupukan
ditaburkan di samping kanan rumpun tebu
4. Umur 1,5 bulan setelah tanam berikan pupuk
ZA sebanyak 0,5 – 1 kw/ha dan KCl sebanyak
1-2 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di sebelah kiri
rumpun tebu.
5. Untuk mendapatkan rendemen dan produksi
tebu tinggi, semprot POC NASA dosis 4 – 6 tutup
dicampur HORMONIK 1 – 2 tutup per-tangki
pada umur 1 dan 3 bulan
HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama Penggerek Pucuk dan batang
Biasanya menyerang mulai umur 3 – 5 bulan.
Kendalikan dengan musuh alami Tricogramma sp
dan lalat Jatiroto, semprot PESTONA / Natural
BVR
2. Hama Tikus
Kendalikan dengan gropyokan, musuh alami
yaitu : ular, anjing atau burung hantu
3. Penyakit Fusarium Pokkahbung
Penyebab jamur Gibbrella moniliformis. Tandanya
daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna dan
pertumbuhan terhambat, ruas-ruas bengkok dan
sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari
daun ke batang. Penyemprotan dengan 2 sendok
makan Natural GLIO + 2 sendok makan gula
pasir dalam tangki semprot 14 atau 17 liter pada
daun-daun muda setiap minggu, pengembusan
tepung kapur tembaga ( 1 : 4 : 5 )
4. Penyakit Dongkelan
Penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bias
mempengaruhi berat dan rendemen tebu. Gejala,
tanaman tua sakit tiba-tiba, daun mengering dari
luar ke dalam. Pengendalian dengan cara
penjemuran dan pengeringan tanah, harus
dijaga, sebarkan Natural GLIO sejak awal.
5. Penyakit Nanas
Disebabkan jamur Ceratocytis paradoxa.
Menyerang bibit yang telah dipotong. Pada tapak
(potongan) pangkas, terdapat warna merah yang
bercampur dengan warna hitam dan
menyebarkan bau seperti nanas. Bibit tebu
direndam dengan POC NASA dan Natural GLIO.
6. Penyakit Blendok
Disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans
Mula-mula muncul pada umur 1,5 – 2 bulan
setelah tanam. Daun-daun klorotis akan
mengering, biasanya pada pucuk daun dan
umumnya daun-daun akan melipat sepanjang
garis-garis tadi. Jika daun terserang hebat,
seluruh daun bergaris-garis hijau dan putih.
Rendam bibit dengan air panas dan POC NASA
selama 50 menit kemudian dijemur sinar
matahari. Gunakan Natural GLIO sejak awal
sebelum tanam untuk melokalisir serangan.
RENDEMEN TEBU
Proses kemasakan tebu merupakan proses yang
berjalan dari ruas ke ruas yang tingkat
kemasakannya tergantung pada ruas yang yang
bersangkutan. Tebu yang sudah mencapai umur
masak, keadaan kadar gula di sepanjang batang
seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk
dan pangkal batang.
Usahakan agar tebu ditebang saat rendemen
pada posisi optimal yaitu sekitar bulan Agustus
atau tergantung jenis tebu. Tebu yang berumur
10 bulan akan mengandung saccharose 10 %,
sedang yang berumur 12 bulan bisa mencapai 13
%.
TEBU KEPRASAN
- Yaitu menumbuhkan kembali bekas tebu yang
telah ditebang, baik bekas tebu giling atau tebu
bibitan (KBD).
- Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan
dari kotoran bekas tebangan yang lalu. Sebelum
mengepras , sebaiknya tanah yang terlalu kering
di airi dulu. Kepras petak – petak tebu secara
berurutan. Setelah dikepras siramkan SUPER
NASA (dosis sama seperti di atas). Lima hari
atau seminggu setelah dikepras, tanaman diairi
dan dilakukan penggarapan (jugaran) sebagai
bumbun ke-1 dan pembersihan rumput – rumput.
- Lakukan penyemprotan POC NASA dan
HORMONIK pada umur 1,2 dan 3 bulan dengan
dosis seperti di atas.Pemeliharaan selanjutnya
sama dengan tanam tebu pertama.
Demikian artikel mengenai Peluang usaha
pertanian tebu, semoga bermanfaat.

Usaha Batu Bata

PROSPEK USAHA

Rumah atau tempat tinggal pada umumnya menggunakan Batu bata sebagai bahan dasar bangunannya. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran dan pondasi. Batu bata umumnya dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya. Pesatnya pembangunan di sektor perumahan dan property menjadikan kebutuhan terhadap batu bata semakin meningkat, hal ini merupakan membuka peluang usaha dalam pengadaan materia bangunan untuk mendukung pembangunan sektor tersebut
Hal lain yang menjadikan komoditas ini sebagai peluang usaha adalah karena proses pembuatannya yang relatif mudah dengan biaya investasi yang murah dan bahan baku yang cukup. Peralatan yang diperlukan pun gampang hanya terdiri dari Cangkul, Pencetak Batu Bata,    Mesin Penggiling batu bata, Mesin Pembakar atau Tungku Pembakaran dan Kayu Bakar atau batu bara atau sekam padi. Sementara bahan baku hanya terdiri dari Tanah Liat, Air dan Abu sisa pembakaran.



Proses pembuatan batu batu terhitung sederhana tanah liat yang sudah diramu dicetak dalak dalam mesin pencetak, selanjut di jemur lalu dibakar selesai sudah.
Beberapa peneliti mencoba mengembangkan beberapa alternatif pengganti bahan baku dan proses pembakaran untuk menghindari berkurangnya bahan baku tanah liat dan mencegah polusi akibat pembakaran. dan hasilnya mereka berhasil menemukan alternatif pengganti bahan baku tanah yaitu kotoran sapi. Sementara peneliti lainnya menemukan suatu ramuan yang dapat mengeringkan bata tanpa perlu dilakukan pembakaran
Seorang pengusaha batu bata bisa membukukan keuntungan sekitar 6 juta sampai 8 juta per bulan. Jika saat ini harga jual batu bata Rp. 320 per buah dan kapasitas produksi 75 ribu buah per bulan maka hasil penjualan per bulan adalah Rp. 24 juta dikurangi dengan biaya operasional antara 16 juta sampai 18 juta per bulan
Sumber gambar : http://wb5.itrademarket.com


PROFIL PENGUSAHA

SutrisnoPengusaha Batu Bata Dari Moarojambi
      

Tidak Pernah Rugi, Omset 6,5 Juta per Bulan
Mengawali hidup sebagai buruh pembuat bata bata tidak membuat sutrisno kecil hati. Berkat ketekunannya, dia kini memiliki usaha batu bata sendiri dan mampu mempekerjakan 10 orang karyawan. Bagaimana perjalanannya?
Desa Tunas Baru, Kecamatan Sekernan merupakan salah satu desa dari sejumlah desa penghasil genteng dan batu bata di Muarojambi. Salah seorang pengrajin batu bata yang cukup sukses di desa ini bernama Sutrisno. Dia tinggal di RT 01 Kecamatan Sekernan.
Mencari Sutrisno ternyata cukup mudah karena rata-rata perajin batu bata di desa tersebut merupakan saudara kandung Sutrisno. Empat pengusaha batu bata di desa itu tercatat sebagai kakak kandungnya.
Ketika ditemui pagi kemarin, Sutrisno sedang asyik melihat kinerja 10 karyawannya. Dia terlihat sedang memberikan komando terhadap anak buahnya. Melihat kedatangan Koran ini dia dengan ramah menyapa. “Mau beli genteng ya mas,” tegurnya sambil mendekat.
Setelah berbasa-basi, akhirnya Sutrisno mengerti maksud kedatangan koran ini. Mengawali cerita, dia mengatakan awal usahanya berdiri ketika dia menjadi buruh pembuat batu bata pada tahun 1986. selama 8 tahun menjadi buruh, dia kemudian mencoba untuk membuat usaha sendiri. Pada tahun 1994, dia membuka usaha pencetakan batu bata di desa kedemangan, kecamatan sekernan. “Waktu itu saya masih nyewa tanah orang, sekarang tidak lagi,” kata pria kelahiran Pati Jawa Tengah ini.
Masa awal usahanya berdiri, dia hanya dibantu oleh keluarga. Berkat keuletan, akhirnya berhasil mengumpulkan uang dan membeli tanah yang cukup luas di desa tunas baru. Saat ini usahanya boleh dikatakan cukup berkembang.
Sebab, usaha miliknya telah dilengkapi mesin pencetak genteng dan batu bata. selain itu di juga telah mampu mempekerjakan 10 orang karyawan. Yang lebih hebatnya lagi, omset perbulan dari usahanya minamal 6,5 juta. “Angka 6,5 juta ini minimal. Biasanya di atas itulah,” katanya.
Dia menerangkan, dalam satu hari, usaha miliknya bisa mencetak 1.200 keping genteng. untuk batu bata sebanyak 2 ribu biji dalam satu hari. Harga genteng saat ini katanya cukup baik, genteng garuda Rp 550/keping, mandili Rp 700/keping sementara batu bata Rp 400/biji.
Usaha batu bata, kata Sutrisno, tidak akan membawa kerugian. Sejak usahanya berdiri tahun 1994, sampai sekarang, dia mengaku tidak pernah rugi. “Modalnya hanya tanah liat dan keterampilan kita saja. Mana ada ruginya,” terangnya.
Dalam memasok usahanya, pria berumur 44 tahun ini mengaku membeli tanah liat dari pihak lain. Untuk satu truk tanah liat dia mengaku membeli dengan harga Rp.400 ribu. 1 truk itu katanya bisa menghasilkan 11 ribu keeping genteng. “Sedangkan beli tanah liat saja masih untung, apalagi kita punya sendiri, pasti untungnya lebih besar lagi,” terangnya.
Untuk memajukan usaha, Sutrisno mengaku dengan menggunakan modal sendiri. Diakuinya, pihak pemerintah Muarojambi beberapa kali menawarkan bantuan, namun ayah dari tiga anak ini menolak bantuan tersebut. “Modal saya sudah cukup, makanya saya tidak menerima,” katanya. Berkat usahanya ini, dua anak Sutrisno telah mencicipi pendidikan di Pulau Jawa. Untuk mendapat pendidikan yang lebih baik.(*)
Ditulis oleh Franciscus, Muarojambi  
sumber : http://www.jambi-independent.co.id


TIPS KEBERHASILAN USAHA
Mengganti bahan baku tnah liat dengan kotoran sapi
Pembuatan batu bata sangat tergantung kepada bahan baku tanah liat yang harus digali, lama-kelamaan bahan baku ini akan habis atau terkena larangan penggalian karena merusak lingkungan, untuk itu perlu dicari pengganti bahan baku tanah liat dengan bahan lain. Sekelompok mahasiswa dari Prasetiya Mulya Business School di Indonesia berhasil menemukan bahan baku pengganti tanah liat yaitu berupa kotoran sapi yang disebut EcoFaeBrick. Keunggulan dari batu bata ini selain kualitas, mudah dibuat dan berbiaya rendah karena dibuat dari kotoran sapi. Batu bata ini tidak hanya 20% lebih ringan, tetapi juga memiliki kekuatan tekan 20% lebih kuat daripada batu bata tanah liat. Dan tentu saja produksi batu bata ini tidak mengakibatkan teknik pertambangan yang merusak alam.
Batu bata yang dibuat menggunakan 75% kotoran sapi dan disempurnakan dalam proses pemanasan biogas yang mengurangi emisi CO2 secara signifikan atas pembakaran kayu pada pembuatan batu bata tradisional. Pemanasan dengan cara biogas diklaim dapat mengurangi 1.692 ton CO2 pertahun.
sumber: http://ilulcreative.wordpress.com
MEMBUAT BATU BATA TANPA PROSES PEMBAKARAN
Proses pembuatan batu bata yaitu melalui proses pembakaran yang berpotensi menimbulkan pencemaran udara, disamping itu biaya bahan bakar berupa kayu bakar relatif mahal sehingga biaya produksi pun menjadi mahal. 3 orang Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil menemukan cara pembuatan batu bata tanpa proses pembakaran yaitu dengan cara tanah liat (lempung) yang dijadikan bahan baku bata dicampur dengan limbah industri dan limbah pertanian.
limbah industri dan pertanian memiliki unsur pozzolanik atau sifat yang memiliki daya ikat seperti semen. Reaksi pozzolanik pada limbah-limbah tersebut dapat menyatukan mineral-mineral pada limbah dan lempung sebagai bahan dasar batu bata. Unsur pozzolonik bisa memperkuat daya rekat dan tekan pada batu bata.
Cara meramunya lempung dan limbah industri dicampur dengan air, kemudian dicetak. Unsur air akan mengantarkan pollozonikid menjadi plastis atau perekat bata dan tidak mudah pecah. membuat bata mudah dicetak, dikeringkan tanpa susut, tanpa retak-retak maupun melengkung,” ujar mereka di Yogyakarta. Pencetakan batu bata tanpa proses pembakaran akan menekan polusi udara sekaligus biaya. Pengrajin tidak memerlukan lagi bahan bakar untuk mengeringkan batu bata.
sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/
FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA

Faktor-Faktor Kritis Yang Harus Diperhatikan Dalam Usaha Batu
1. Teknologi
para pengusaha atau disebut juga pengrajin batu bata belum mampu memanfaatkan teknologi modern dalam pembuatan batu bata, mereka cenderung lebih memilih cara konvensional (umum) dalam pembutan batu bata
2. Musim atau Cuaca
Cuaca merupakan salah satu kendala yang paling berat dalam usaha batu bata. secara umum proses pembuatan batu bata sangat tergantung kepada matahari untuk proses pengeringan, sehingga produksi cenderung menurun ketika musim hujan bahkan beberapa pengusaha batu bata memilih tidak berproduksi.
Namun di musim kemarau pun ketika sinar matahari bersinar sepanjang hari masih memungkinkan menjadi kendala dimana pada musim ini dibeberapa tempat mungkin akan mengalami kekeringan atau kekurangan air, padahal air ini merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan batu bata.
3. Kualitas
Banyak produk yang hasilnya tidak rata, sebagian melengkup dan kepadatan kurang sehingga mudah hancur
4. perusakan lingkungan
Usaha batu bata berpotensi merusak lingkungan karena untuk memperoleh bahan baku tanah liat harus melakukan penggalian antara 2 - 5 meter ke dalam permukaan tanah. Bekas penggalian biasanya dibiarkan begitu saja.
5. pencemaran udara
Usaha batu bata juga berpotensi mencemarkan udara karena proses pembuatan batu batu adalah melalui proses pembakaran dalam jumlah besar sehingga menimbulkan asap yang cukup tebal.
Sumber gambar : http://bp0.blogger.com;http://wb5.itrademarket.com; http://ilulcreative.files.wordpress.com/


TEKNIS MELAKUKAN USAHA
Semua bahan – bahan seperti tanah liat, abu sisa pembakaran  di campur kemudian di aduk menggunakan cangkul, dengan perbandingan 1 : 4 bagian tanah, kemudian di lumatkan dengan air hingga menjadi adukan. Padatkan adukan di dalam mesin penggiling.





Bahan yang sudah jadi di cetak dengan menggunakan mesin cetak atau cetakan yang sudah tersedia dengan ukuran 6 cm x 10 cm x 20 cm

Batu bata yang sudah dicetak dan masih basah di susun memanjang dan melebar sesuai kapasitas tempat.

Setelah disusun batu bata tersebut di jemur untuk di keringkan, proses pengeringan waktunya 1 hari bila keadaan cuaca panas, tapi jika keadaan cuaca hujan atau mendung bisa memakan waktu 5 hari atau lebih. Tujuan di keringkan supaya daya ikatan bahan tanah kuat dan tidak mudah patah.
Setelah batu bata tadi benar-benar kering maka batu bata kering tersebut dibakar selama dua hari dua malam  di sebuah ruangan, yang disebut Lio (Open batu bata) yang ruang pembakarannya bisa menampung 100.000 bata. Bahan bakarnya berupa kayu bakar atau menggunakan  batu bara. Proses  pembakaran biasanya dilakukan sebulan sekali, menunggu terkumpulnya batu bata kering. Biasanya memerlukan 3 tenaga pekerja untuk mengawasi proses pembakaran.


Setelah dibakar kemudian di dinginkan, barulah batu bata siap  dijual, biasanya banyak orderan dari pihak toko bangunan dan pembeli perorangan, dengan harga 1 bata nya Rp.320 – Rp. 400 belum termasuk ongkos kirim.
Sumber: http://curhat-doaku.blogspot.com/
Sumber gambar : http://www.cybermq.com; http://wb5.itrademarket.com;http://kfk.kompas.com
ASPEK LEGALITAS
Legalitas untuk Usaha relatif mudah, sebab untuk tahap awal tidak membutuhkan aspek legal yang lengkap.  Sebagai bentuk hubungan dalam masyarakat, maka sebaiknya diperoleh ijin kepada tetangga terdekat, RT/RW atau Kepala Dusun.
Namun Apabila usaha sudah berkembang maka aspek legal (ijin-ijin usaha) harus sudah mulai dilengkapi. perijinan tersebut diantaranya adalah:
Ijin Usaha Pertambangan Rakyat (IUPR)
Ijin Pencemaran Lingkungan
Surat Ijin Tempat Usaha (SITU),
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), 
Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
Nomor PokokWajib Pajak (NPWP),
Akte Pendirian Perusahaan melalui Notaris dan lainnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan
  



ANALISA USAHA
ASUMSI
a. Modal Kerja
Produksi per bulan75,000 buah
Pendapatan per bulanRp. 24,000,000
Tenaga Kerja
-
Tenaga Produksi3 Orang
-
Tenaga Pemasaran1 Orang
-
Tenaga administrasi1 Orang
Bunga Deposito per tahun7%
Tingkat Pajak per tahun12%
Kenaikan Penjualan per tahun10%
Kenaikan biaya usaha per tahun5%
Biaya Pokok Produksi
    1. Biaya Bahan Baku
72.000.000
    2. Biaya Bahan Penolong
40.800.000
    3. Upah Tenaga Kerja Langsung
36.000.000
    4. Biaya Tidak Langsung:
        a. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
0
        b. Biaya Listrik dan Air- Produksi
9.000.000
        c. Biaya Sewa - Produksi (tempat, alat, kendaraan dll)
2.400.000
        d. Biaya Lain-lain - Produksi
1.200.000
    Total Biaya Pokok Produksi
161.400.000
Biaya Operasional
    1. Biaya Pemasaran
        a. Biaya Iklan
1.200.000
        b. Biaya Gaji sales
9.600.000
        c. Biaya Perlengkapan - Pemasaran
0
        d. Biaya Sewa - Pemasaran (tempat/outlet, kendaraan)
0
        e. Biaya Lain-lain - Pemasaran
0
    2. Biaya Umum dan Administrasi
        a. Biaya Gaji - Administrasi
9.600.000
        b. Biaya Perlengkapan Kantor (ATK)
2.400.000
        c. Biaya Listrik dan Air - Kantor
2.400.000
        d. Biaya Telepon - Kantor
7.200.000
        e. Biaya Umum Produksi (pelumas, bbm, spare part dll)
12.000.000
        f. Biaya Lain-lain - Kantor (retribusi dll)
1.200.000
    Total Biaya Operasional
45.600.000
    Total Modal Kerja
207.000.000
    Lama Modal Kerja Tertanam (Dalam Bulan)
2
    Kebutuhan Modal Kerja Per Periode
34.500.000
b. Penyusutan dan Amortisasi
PENYUSUTAN
NILAI
UMUR
PENYUSUTAN
1. Bangunan
200.000.000
20 tahun
10.000.000
2. Mesin dan Peralatan
21.000.000
7 tahun
3.000.000
3. Inventaris Kantor
3.000.000
5 tahun
600.000
4. Kendaraan
75.000.000
10 tahun
7.500.000
5. Lain-Lain
1.000.000
2 tahun
500.000
JUMLAH
21.600.000
 AMORTISASI
1. Investasi Harta Tak berwujud
10.000.000
5 tahun
2.000.000
c. Biaya Usaha (Proyek)
 KETERANGAN
TOTAL
MODAL SENDIRI
KREDIT
A. Investasi Harta Tetap Berwujud
    1. Tanah
150.000.000
150.000.000
0
    2. Bangunan
200.000.000
200.000.000
0
    3. Mesin dan Peralatan
21.000.000
21.000.000
0
    4. Inventaris Kantor
3.000.000
3.000.000
0
    5. Kendaraan
75.000.000
75.000.000
0
    6. Lain-Lain
1.000.000
1.000.000
0
Total Harta Tetap Berwujud
478.000.000
478.000.000
0
B. Investasi Harta Tetap Tidak Berwujud
    1. Rencana Usaha
5.000.000
5.000.000
0
    2. Perijinan
1.000.000
1.000.000
0
    3. Pelatihan
3.000.000
3.000.000
0
    4. Lain-Lain
1.000.000
1.000.000
0
Total Harta Tetap Tidak Berwujud
10.000.000
10.000.000
0
C. Jumlah Investasi (A+B)
499.000.000
499.000.000
0
D. Modal Kerja
207.000.000
207.000.000
0
E. T O T A L (C+D)
656.200.000
656.200.000
0
Persentase
100%
100%
0%
d. Laba-Rugi
KETERANGAN
TAHUN 1
TAHUN 2
TAHUN 3
A. PENJUALAN TUNAI
288.000.000
316.800.000
348.480.000
B. BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Biaya Bahan Baku
72.000.000
75.600.000
79.380.000
2. Biaya Bahan Penolong
40.800.000
42.840.000
44.982.000
3. Upah Tenaga Kerja Langsung
36.000.000
37.800.000
39.690.000
4. Biaya Tidak Langsung:
    a. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
0
0
0
    b. Biaya Listrik dan Air- Produksi
9.000.000
9.450.000
9.922.500
    c. Biaya Sewa - Produksi (tempat, alat, kendaraan dll)
2.400.000
2.520.000
2.646.000
    d. Biaya Lain-lain - Produksi
1.200.000
1.260.000
1.323.000
Total Biaya Pokok Produksi
161.400.000
169.470.000
177.943.500
C. Laba Kotor (A-B)
126.600.000
147.330.000
170.536.500
D. BIAYA USAHA
1. Biaya Pemasaran
    a. Biaya Iklan
1.200.000
1.260.000
1.323.000
    b. Biaya Gaji sales
9.600.000
10.080.000
10.584.000
    c. Biaya Perlengkapan - Pemasaran
0
0
0
    d. Biaya Sewa - Pemasaran (tempat/outlet, kendaraan)
0
0
0
    e. Biaya Lain-lain - Pemasaran
0
0
0
2. Biaya Umum dan Administrasi
    a. Biaya Gaji - Administrasi
9.600.000
10.080.000
10.584.000
    b. Biaya Perlengkapan Kantor (ATK)
2.400.000
2.520.000
2.646.000
    c. Biaya Listrik dan Air - Kantor
2.400.000
2.520.000
2.646.000
    d. Biaya Telepon - Kantor
7.200.000
7.560.000
7.938.000
    e. Biaya Umum Produksi (pelumas, bbm, spare part dll)
12.000.000
12.600.000
13.230.000
    f. Biaya Lain-lain - Kantor
1.200.000
1.260.000
1.323.000
Total Biaya Usaha Sebelum Penyusutan dan Amortisasi
45.600.000
47.880.000
50.274.000
3. Penyusutan
21.600.000
21.600.000
21.600.000
4. Amortisasi
2.000.000
2.000.000
2.000.000
C. TOTAL BIAYA USAHA
69.200.000
71.480.000
73.874.000
D. LABA USAHA (A - C)
57.400.000
75.850.000
96.662.500
E. BUNGA
0
0
0
F. LABA SEBELUM PAJAK (D -E)
57.400.000
75.850.000
96.662.500
G. PAJAK
6.888.000
9.102.000
11.599.500
H. LABA BERSIH (F - G)
50.512.000
66.748.000
85.063.000
I. BEP ((C/A)X100%)
24,03%
22,56%
21,20% 

budidaya kacang panjang/sayur

BUDIDAYA INVESTASI KACANG PANJANG

Latar Belakang

Kebutuhan akan kacang tanah (Arachis hypogaea) sebagi salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun, diduga masih perlu ditingkatkan sejalan sengan kenaikan pendapatan dan atau jumlah penduduk. Kemungkinan terjadinya peningkatan permintaan dicerminkan dari adanya kecendrungan meningkatnya kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung dan untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku industri hilirnya, antara lain untuk industri kacang kering, industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal olahan kacang, dalam campuran makanan dan dalam bentuk pasta. Unsur strategis yang unik dari mata dagangan kacang tanah dapat diikuti dari semakin meningkatnya permintaan turunannya sejalan dengan impor ini, dapat ditempatkan sebagai kesempatan yang sangat luas bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi dalam negeri sekaligus sebagai upaya untuk memperkecil pembelanjaaj devisa untuk impor mata dagangan kacang tanah.
Relatif tetap tingginya harga kacang tanah pipilan, baik yang datang dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri, memberikan rangsangan badi upaya-upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Upaya peningkatan produksi tersebut masih dihadapkan kepada beberapa macam kendala atau kelemahan-kelemahan.
Secara manajerial, kendalan utama yang dapat menyebabkan bisnis usaha kecil budidaya kacang tanah masih sering menghadapi resiko kegagalan, adalah sebagai berikut : (i) masih adanya kelemahan pada teknik budidaya, (ii) lemahnya akses pasar yang dapat mengakibatkan tertunda-tundanya penjualan, (iii) tidak adanya kepastian jual, (iv) kemungkinan rendahnya marjin usaha dan (v) ketidakmampuan untuk memenuhi persyaratan teknis bank.
Kelemahan tersebut dapat dikaitkan dengan belum dikuasai sepenuhnya oleh para petani tentang teknologi produksi yang maju. Faktor utama yang menjadi penyebab adalah karena petani kacang tanah adalah petani kecil (sebgian besar luas lahan tanamnya < 0.5 Ha) dimana proses pengambilan keputusan produksinya diduga tidak ditangani dan ditunjang dengan suatu teknologi dan peramalan produksi serta harga yang baik.
Upaya perbaikan yang dapat merangsang upaya peningkatan produktivitas/ produksi yang bersifat teknis produksi (non kelembagaan) mencakup perbaikan serta penyempurnaan dalam penerapan teknologi pada setiap siklus produksi, yang dimulai dari :
  1. Proses persiapan dan pembuatan serta penyediaan pembenihan kacang tanah yang unggul
  2. Persiapan lahan budidaya
  3. Penerapan teknologi penanaman kacang tanah, mulai dari rancangan pola tanam, pemeliharaan tanaman, proses panen, proses penanganan hasil panen dan distribusi dan pemasaran hasil panen (produksi kacang tanah)
Perbaikan terhadap faktor pendukung penerapan teknologi tersebut,pada prinsipnya bertujuan untuk dapat menekan resiko kegagalan produksi sampai pada tingkat yang sekecil mungkin.
Sedangkan peluang yang meung yang bersifat kelembagaan yang diduga mampu memperkecil kendala, mencakup pengorganisasian kegiatan proyek mulai dari :
  1. Persiapan pengusulan proyek sampai dengan untuk mendapatkan bantuan dan keamanan bagi pembiayaan (kredit)
  2. Penyediaan prasarana dan sarana produksi
  3. Program pendampingan selama masa produksi, penanganan hasil, distribusi dan pemasaran hasil dan selama proses pemenuhan kewajiaban finansial.
Upaya yang ditempuh untuk membantu Usaha Kecil (UK) dalam bidang agribisnis budidaya kacang tanah-agar mereka mampu memanfaatkan peluang dan sekaligus untuk memecahkan masalah yang dihadapi (kelemahan dalam sistem, penerapan teknologi, kelemahan dan distribusi/pemasaran) dilaksanakan melalui pengembangan kebijakan di sektor-sektor pemerintah, moneter dan di sektor riil. Antara lain dengan :
  1. Menyediakan kredit yang sesuai dan cocok untuk agribisnis berskala usaha kecil (Misalnya melalui KUT, KKPA)
  2. Menciptakan kondisi yang kondusif bagi pengembangan tanaman pangan setahun yang tergolong strategis karena merupakan pasokan bahan baku industri olah,
  3. Memberikan jaminan keberhasilan proyek melalui penerapan pengembangan budidaya kacang tanah yang pelaksanaanya ditempuh melalui Program Kemitraan Terpadu (PKT)
Melalui bentuk hubungan kemitraan antara Usaha Kecil dengan Usaha Besarini, bila ditinjau dari sisi perbankan, tingkat kelayakan bisnis usaha kecil budidaya tanaman kacang tanah dapat ditingkatkan. Sehingga dengan demikian keberhasilan untuk mendapatkan bantuan kredit semakin terjamin. Dengan keunggulan-keunggulan PKT seperti tersebut di atas maka bisnis usaha kecil budidaya tanaman kacang tanah yang dilaksanakan dengan Model Kelayakan PKT ini, akan memiliki potensi yang sangat besar untuk direplikasi hampir di seluruh propinsi yang memiliki kesuburan lahan dan atau kecocokan lahan, serta iklim yang paling cocok untuk pelaksanaan budidaya tanaman kacang tanah.
Tujuan
Tujuan utama dari penyajian Laporan Model Kelayakan PKT Budidaya Tanaman Kacang Tanah Dengan Pola Tanam Kacang Tanah – Padi Musim Hujan – Kacang Tanah ini yaitu untuk menyediakan referensi bagi perbankan tentang kelayakan bilamana ditinjau dari segi-segi:
  1. Prospek atau kelayakan pasar/pemasarannya
  2. Budidayanya yang dilaksanakan deli Keuangan terutama sebagian dari biaya yang diperlukan – akan dibiayai oleh bank,
  3. Format pengorganisasian pelaksanaan proyeknya, yang dapat menjamin lancarnya dan menjamin keuntungan bagi semua unsur yang ikut serta dalam pelaksanaan proyek
Dengan referensi kelayakan tersebut, diharapkan perbankan bersedia/dapat mereplikasikan pelaksanaan proyek, didaerah-daerah/lokasi yang sesuai/cocok dengan kajian kelayakan yang dimaksud. Dengan demikian tujuan dalam peembangan usaha kecil melalui peningkatan mutu budidaya tanaman kacang tanah tercapai sasarannya, yang ditempuh melalui (i) peningkatan realisasi kredit yang cocok untuk usaha kecil, (ii) meningkatkan keamanan pelaksanaan kreditnya, (iii) meningkatkan pendapatan dan (iv) kesejahteraan petani kacang tanah. 
Jenis – Jenis Kacang Panjang sebagai berikut ini :
Spesies kacang panjang yang umum dibudidayakan antara lain:
1. Kacang panjang tipe merambat (V. sinensis var. sesquipedalis) yang kita kenal sebagai kacang panjang biasa. Varietas yang ditanam adalah varietas unggul KP1 dan KP2, varitas lokal Purwokerto, no 1494 Cikole, Subang, Super Subang , Usus hijau Subang dll.
2. Kacang panjang tipe tegak yaitu kacang tunggak/tolo/dadap/sapu (V. unguiculata L.), dan kacang uci/ondel (V. umbellata ). Varitas unggul adalah KT1, KT2, KT3.
3. Kacang panjang hibrida (V. sinensis ssp. Hybridus) seperti kacang bushitao. Varitas yang dirilis adalah No. 10/a, 12/a, 13/a, 14/a, 17/a, 18/a dan EG BS/2.
 Kacang panjang bermanfaat sebagai buah yang berbentuk polong adalah sumber protein, energi dan mineral yang berguna untuk memenuhi gizi.
Adapaun syarat tumbuh tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut ini :
Lahan yang cocok adalah sawah berpengairan teknis dengan  ketinggian tempat  sekitar 600m dpl, suhu 25-35 0C, Ph tanah 5,5-6,5 dengan struktur tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Musim yang tepat untuk budidaya kacang panjang pada musim kemarau (MK).   Iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun.
Media tanam yang cocok untuk budidaya tanaman kacang panjang adalah :
1. Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi yang paling baik adalah tanah Latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik.
2. Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar.

Untuk budidaya atau menanam kacang panjang dalam polibag anda dapat mengikuti semua tahapan budidaya ini hanya saja media tanaman adalah tanah di dalam  polibag. Tehnik budidaya untuk menanam kacang panjang adalah sebagai berikut ini :


Pembibitan Kacang Panjang Persyaratan Bibit
Bibit kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: Penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
Penyiapan Bibit
Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.
 Pengolahan Media Tanam Pembentukan Bedengan
Lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak sedalam 30 cm hingga tanah menjadi gembur. Buat parit keliling, biarkan tanah dikeringkan selama 15-30 hari. Setelah 30 hari buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm.
Pengapuran
Pengapuran dilakukan jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dosis tergantung kemasaman tanah. Berikan kapur pertanian dalam bentuk kalsit, dolomit, atau zeagro sebanyak 1-2 ton/ha tergantung dari pH awal dan jumlah Alumunium. Kapur dicampur secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm.
Pemupukan dalam budidaya kacang panjang
Pada saat pembentukan bedengan atau guludan tambahkan 10-20 ton/ha pupuk kandang/pupuk organik Super TW Plus, dengan dosis 4-5 ton/ha dicampur merata dengan tanah sambil dibalikkan

BAB II
PEMBAHASAN

Tanaman kacang panjang dapat dengan mudah di tanam, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Syarat yang penting untuk pertumbuhan tanaman ini adalah tanah gembur, kandungan humus banyak, dan pH tanah antara 5,5 – 6,5. Selain itu tanahnya bersarang, namun lapisan tanahnya masih bisa menahan air dan banyak terkena sinar matahari. Waktu yang baik untuk menanam kacang panjang adalah saat awal atau akhir musim hujan. Tanaman inipun juga bisa ditanam pada saat musim kemarau, asalkan tersedia cukup air.
Budidaya kacang panjang sangat mudah dilakukan, tidak membutuhkan modal besar dan resiko kegagalan panennyapun kecil. Kacang panjang tergolong tanaman sayuran yang mengandung protein nabati cukup tinggi sehingga sangat mendukung peningkatan gizi masyarakat. Selain mengandung protein, kacang panjang juga mengandung karbohidrat, lemak, serat, kalsium, besi, fosfor, potasium, sodium, vitamin B1, vitamin  B2, vitamin C, dan niasin.
Di Indonesia kacang panjang merupakan salah satu mata dagang sehari-hari. Kacang panjang banyak diminati baik sudah berupa masakan maupun yang masih mentah yang biasanya sebagai pelengkap lalapan. Prospek peluang bisnis tanaman kacang panjang cukup menjanjikan, nampak dari beberapa tahun terakhir ini banyak permintaan baik dalam maupun luar negeri,  yang belum dapat terpenuhi. Selain untuk pemenuhan gizi, kacang panjang juga memiliki berbagai khasiat diantaranya sebagai antikanker, antibakteri, antioksidan, meningkatkan fungsi sel darah merah, pembengkakan, meningkatkan nafsu makan, sakit pinggang, dan lain sebagainya. Dengan demikian sayuran inipun mampu menarik perhatian konsumen yang mengerti akan nilai gizi dan kualitas makanan. Apakah Anda tertarik untuk memulai bisnis pertanian kacang panjang? Berikut adalah cara budidaya hingga pemasarannya.
Cara Budidaya
Bibit kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: Penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Untuk lahan seluas 1 hektar, menggunakan benih 10 kg. Benih yang akan ditanam direndam terlebih dulu selama sehari semalam. Esoknya dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal (alat tojok/bor). Satu lubang berisi 1-2 biji, tergantung jarak tanamnya. Jika jarak tanam dua biji 40cm x 60cm atau 40cm x x80cm. Kalau menanam satu biji satu lubang jarak tanamnya lebih sempit, yaitu 30cm x 50cm. Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.
Untuk pemberian pupuk, dapat menggunakan 2 macam jenis pupuk yaitu pupuk NPK berimbang dan pupuk cair. Aplikasi NPK sejak seminggu setelah tanam, berikutnya pemberian 25 hari sekali. Selanjutnya gunakan pupuk cair. Pupuk cair berfungsi untuk meningkatkan bobot buah. Pemberian pupuk cair sejak umur 20-25 hari setelah tanam. Aplikasi selanjutnya 15 hari sekali. Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.
Cara Panen
Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Sedangkan untuk kacang pancang tipe tegak dengan cara mencabut/memotong pangkal batang tanaman setinggi 10-15 cm dari permukaan tanah.


Pengemasan
kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg. Ikatan dikemas dalam karung goni yang berventilasi/dikemas dalam kantong plastik polytelyne. Alat angkut yang digunakan dapat dengan cara dipikul, menggunakan jasa kendaraan/alat transportasi lainnya.

Pemasaran
Pemasaran kacang panjang ini, dapat petani langsung yang menawarkan ke konsumen. Namun, jika hasil panen berlimpah pastinya petani membutuhkan perantara untuk hasil panennya dapat cepat sampai ke tangan konsumen yang lebih luas, seperti padagang pengumpul (tingkat desa), pedagang besar (tingkat kota), pedagang pengecer (tingkat supermarket). Para pedagang perantara sangat berperan besar dalam pemasaran kacang panjang, mengingat tidak semua informasi pasar dikuasai oleh petani. Disamping itu, peran pedagang perantara menguntungkan para petani karena dapat mengurangi biaya distribusi pemasaran. Dengan demikian, petani dapat berkonsentrasi penuh terhadap proses budidaya tanaman, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produksi kacang panjang. Kualitas hasil panen sangat berpengaruh terhadap harga jual dan sasaran pemasarannya. Kacang panjang yang berkualitas baik, dapat di pasok ke supermarket bahkan sangat berpeluang untuk di ekspor.
Analisa Usaha
 
Biaya produksi per musim
 
Sewa lahan 1 ha (4 bulan)                              Rp 2.000.000,.
Benih 10 kg x Rp 130.000,.                             Rp 1.300.000,.
Pupuk NPK 120kg x Rp 2000,.                            Rp   240.000,.
Pupuk cair                                             Rp    50.000,.
Pestisida                                              Rp   150.000,.
Ajir/bambu                                             Rp   400.000,.
Tenaga kerja                                           Rp 1.000.000,.
Jumlah                                          Rp 5.140.000,.
 
Perhitungan laba/rugi per musim/bulan
 
Pendapatan per musim:
Rp 2.500,. x 6.000kg                                  Rp 15.000.000,.
 
Laba
 
= Pendapatan - Biaya produksi
= Rp 15.000.000,. - Rp 5.140.000,.                     Rp 9.860.000,.

Menanam laba Usaha Kacang Tanah/kulit

Latar Belakang

Kebutuhan akan kacang tanah (Arachis hypogaea) sebagi salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun, diduga masih perlu ditingkatkan sejalan sengan kenaikan pendapatan dan atau jumlah penduduk. Kemungkinan terjadinya peningkatan permintaan dicerminkan dari adanya kecendrungan meningkatnya kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung dan untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku industri hilirnya, antara lain untuk industri kacang kering, industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal olahan kacang, dalam campuran makanan dan dalam bentuk pasta. Unsur strategis yang unik dari mata dagangan kacang tanah dapat diikuti dari semakin meningkatnya permintaan turunannya sejalan dengan impor ini, dapat ditempatkan sebagai kesempatan yang sangat luas bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi dalam negeri sekaligus sebagai upaya untuk memperkecil pembelanjaaj devisa untuk impor mata dagangan kacang tanah.
Relatif tetap tingginya harga kacang tanah pipilan, baik yang datang dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri, memberikan rangsangan badi upaya-upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Upaya peningkatan produksi tersebut masih dihadapkan kepada beberapa macam kendala atau kelemahan-kelemahan.
Secara manajerial, kendalan utama yang dapat menyebabkan bisnis usaha kecil budidaya kacang tanah masih sering menghadapi resiko kegagalan, adalah sebagai berikut : (i) masih adanya kelemahan pada teknik budidaya, (ii) lemahnya akses pasar yang dapat mengakibatkan tertunda-tundanya penjualan, (iii) tidak adanya kepastian jual, (iv) kemungkinan rendahnya marjin usaha dan (v) ketidakmampuan untuk memenuhi persyaratan teknis bank.
Kelemahan tersebut dapat dikaitkan dengan belum dikuasai sepenuhnya oleh para petani tentang teknologi produksi yang maju. Faktor utama yang menjadi penyebab adalah karena petani kacang tanah adalah petani kecil (sebgian besar luas lahan tanamnya < 0.5 Ha) dimana proses pengambilan keputusan produksinya diduga tidak ditangani dan ditunjang dengan suatu teknologi dan peramalan produksi serta harga yang baik.
Upaya perbaikan yang dapat merangsang upaya peningkatan produktivitas/ produksi yang bersifat teknis produksi (non kelembagaan) mencakup perbaikan serta penyempurnaan dalam penerapan teknologi pada setiap siklus produksi, yang dimulai dari :
  1. Proses persiapan dan pembuatan serta penyediaan pembenihan kacang tanah yang unggul
  2. Persiapan lahan budidaya
  3. Penerapan teknologi penanaman kacang tanah, mulai dari rancangan pola tanam, pemeliharaan tanaman, proses panen, proses penanganan hasil panen dan distribusi dan pemasaran hasil panen (produksi kacang tanah)
Perbaikan terhadap faktor pendukung penerapan teknologi tersebut,pada prinsipnya bertujuan untuk dapat menekan resiko kegagalan produksi sampai pada tingkat yang sekecil mungkin.
Sedangkan peluang yang meung yang bersifat kelembagaan yang diduga mampu memperkecil kendala, mencakup pengorganisasian kegiatan proyek mulai dari :
  1. Persiapan pengusulan proyek sampai dengan untuk mendapatkan bantuan dan keamanan bagi pembiayaan (kredit)
  2. Penyediaan prasarana dan sarana produksi
  3. Program pendampingan selama masa produksi, penanganan hasil, distribusi dan pemasaran hasil dan selama proses pemenuhan kewajiaban finansial.
Upaya yang ditempuh untuk membantu Usaha Kecil (UK) dalam bidang agribisnis budidaya kacang tanah-agar mereka mampu memanfaatkan peluang dan sekaligus untuk memecahkan masalah yang dihadapi (kelemahan dalam sistem, penerapan teknologi, kelemahan dan distribusi/pemasaran) dilaksanakan melalui pengembangan kebijakan di sektor-sektor pemerintah, moneter dan di sektor riil. Antara lain dengan :
  1. Menyediakan kredit yang sesuai dan cocok untuk agribisnis berskala usaha kecil (Misalnya melalui KUT, KKPA)
  2. Menciptakan kondisi yang kondusif bagi pengembangan tanaman pangan setahun yang tergolong strategis karena merupakan pasokan bahan baku industri olah,
  3. Memberikan jaminan keberhasilan proyek melalui penerapan pengembangan budidaya kacang tanah yang pelaksanaanya ditempuh melalui Program Kemitraan Terpadu (PKT)
Melalui bentuk hubungan kemitraan antara Usaha Kecil dengan Usaha Besarini, bila ditinjau dari sisi perbankan, tingkat kelayakan bisnis usaha kecil budidaya tanaman kacang tanah dapat ditingkatkan. Sehingga dengan demikian keberhasilan untuk mendapatkan bantuan kredit semakin terjamin. Dengan keunggulan-keunggulan PKT seperti tersebut di atas maka bisnis usaha kecil budidaya tanaman kacang tanah yang dilaksanakan dengan Model Kelayakan PKT ini, akan memiliki potensi yang sangat besar untuk direplikasi hampir di seluruh propinsi yang memiliki kesuburan lahan dan atau kecocokan lahan, serta iklim yang paling cocok untuk pelaksanaan budidaya tanaman kacang tanah.
Tujuan
Tujuan utama dari penyajian Laporan Model Kelayakan PKT Budidaya Tanaman Kacang Tanah Dengan Pola Tanam Kacang Tanah – Padi Musim Hujan – Kacang Tanah ini yaitu untuk menyediakan referensi bagi perbankan tentang kelayakan bilamana ditinjau dari segi-segi:
  1. Prospek atau kelayakan pasar/pemasarannya
  2. Budidayanya yang dilaksanakan deli Keuangan terutama sebagian dari biaya yang diperlukan – akan dibiayai oleh bank,
  3. Format pengorganisasian pelaksanaan proyeknya, yang dapat menjamin lancarnya dan menjamin keuntungan bagi semua unsur yang ikut serta dalam pelaksanaan proyek
Dengan referensi kelayakan tersebut, diharapkan perbankan bersedia/dapat mereplikasikan pelaksanaan proyek, didaerah-daerah/lokasi yang sesuai/cocok dengan kajian kelayakan yang dimaksud. Dengan demikian tujuan dalam peembangan usaha kecil melalui peningkatan mutu budidaya tanaman kacang tanah tercapai sasarannya, yang ditempuh melalui (i) peningkatan realisasi kredit yang cocok untuk usaha kecil, (ii) meningkatkan keamanan pelaksanaan kreditnya, (iii) meningkatkan pendapatan dan (iv) kesejahteraan petani kacang tanah. 
Jenis – Jenis Kacang Panjang sebagai berikut ini :
Spesies kacang panjang yang umum dibudidayakan antara lain:
1. Kacang panjang tipe merambat (V. sinensis var. sesquipedalis) yang kita kenal sebagai kacang panjang biasa. Varietas yang ditanam adalah varietas unggul KP1 dan KP2, varitas lokal Purwokerto, no 1494 Cikole, Subang, Super Subang , Usus hijau Subang dll.
2. Kacang panjang tipe tegak yaitu kacang tunggak/tolo/dadap/sapu (V. unguiculata L.), dan kacang uci/ondel (V. umbellata ). Varitas unggul adalah KT1, KT2, KT3.
3. Kacang panjang hibrida (V. sinensis ssp. Hybridus) seperti kacang bushitao. Varitas yang dirilis adalah No. 10/a, 12/a, 13/a, 14/a, 17/a, 18/a dan EG BS/2.
 Kacang panjang bermanfaat sebagai buah yang berbentuk polong adalah sumber protein, energi dan mineral yang berguna untuk memenuhi gizi.
Adapaun syarat tumbuh tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut ini :
Lahan yang cocok adalah sawah berpengairan teknis dengan  ketinggian tempat  sekitar 600m dpl, suhu 25-35 0C, Ph tanah 5,5-6,5 dengan struktur tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Musim yang tepat untuk budidaya kacang panjang pada musim kemarau (MK).   Iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun.
Media tanam yang cocok untuk budidaya tanaman kacang panjang adalah :
1. Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi yang paling baik adalah tanah Latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik.
2. Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar.

Untuk budidaya atau menanam kacang panjang dalam polibag anda dapat mengikuti semua tahapan budidaya ini hanya saja media tanaman adalah tanah di dalam  polibag. Tehnik budidaya untuk menanam kacang panjang adalah sebagai berikut ini :


Pembibitan Kacang Panjang Persyaratan Bibit
Bibit kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: Penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
Penyiapan Bibit
Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.
 Pengolahan Media Tanam Pembentukan Bedengan
Lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak sedalam 30 cm hingga tanah menjadi gembur. Buat parit keliling, biarkan tanah dikeringkan selama 15-30 hari. Setelah 30 hari buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm.
Pengapuran
Pengapuran dilakukan jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dosis tergantung kemasaman tanah. Berikan kapur pertanian dalam bentuk kalsit, dolomit, atau zeagro sebanyak 1-2 ton/ha tergantung dari pH awal dan jumlah Alumunium. Kapur dicampur secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm.
Pemupukan dalam budidaya kacang panjang
Pada saat pembentukan bedengan atau guludan tambahkan 10-20 ton/ha pupuk kandang/pupuk organik Super TW Plus, dengan dosis 4-5 ton/ha dicampur merata dengan tanah sambil dibalikkan

BAB II
PEMBAHASAN

Tanaman kacang panjang dapat dengan mudah di tanam, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Syarat yang penting untuk pertumbuhan tanaman ini adalah tanah gembur, kandungan humus banyak, dan pH tanah antara 5,5 – 6,5. Selain itu tanahnya bersarang, namun lapisan tanahnya masih bisa menahan air dan banyak terkena sinar matahari. Waktu yang baik untuk menanam kacang panjang adalah saat awal atau akhir musim hujan. Tanaman inipun juga bisa ditanam pada saat musim kemarau, asalkan tersedia cukup air.
Budidaya kacang panjang sangat mudah dilakukan, tidak membutuhkan modal besar dan resiko kegagalan panennyapun kecil. Kacang panjang tergolong tanaman sayuran yang mengandung protein nabati cukup tinggi sehingga sangat mendukung peningkatan gizi masyarakat. Selain mengandung protein, kacang panjang juga mengandung karbohidrat, lemak, serat, kalsium, besi, fosfor, potasium, sodium, vitamin B1, vitamin  B2, vitamin C, dan niasin.
Di Indonesia kacang panjang merupakan salah satu mata dagang sehari-hari. Kacang panjang banyak diminati baik sudah berupa masakan maupun yang masih mentah yang biasanya sebagai pelengkap lalapan. Prospek peluang bisnis tanaman kacang panjang cukup menjanjikan, nampak dari beberapa tahun terakhir ini banyak permintaan baik dalam maupun luar negeri,  yang belum dapat terpenuhi. Selain untuk pemenuhan gizi, kacang panjang juga memiliki berbagai khasiat diantaranya sebagai antikanker, antibakteri, antioksidan, meningkatkan fungsi sel darah merah, pembengkakan, meningkatkan nafsu makan, sakit pinggang, dan lain sebagainya. Dengan demikian sayuran inipun mampu menarik perhatian konsumen yang mengerti akan nilai gizi dan kualitas makanan. Apakah Anda tertarik untuk memulai bisnis pertanian kacang panjang? Berikut adalah cara budidaya hingga pemasarannya.
Cara Budidaya
Bibit kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: Penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Untuk lahan seluas 1 hektar, menggunakan benih 10 kg. Benih yang akan ditanam direndam terlebih dulu selama sehari semalam. Esoknya dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal (alat tojok/bor). Satu lubang berisi 1-2 biji, tergantung jarak tanamnya. Jika jarak tanam dua biji 40cm x 60cm atau 40cm x x80cm. Kalau menanam satu biji satu lubang jarak tanamnya lebih sempit, yaitu 30cm x 50cm. Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.
Untuk pemberian pupuk, dapat menggunakan 2 macam jenis pupuk yaitu pupuk NPK berimbang dan pupuk cair. Aplikasi NPK sejak seminggu setelah tanam, berikutnya pemberian 25 hari sekali. Selanjutnya gunakan pupuk cair. Pupuk cair berfungsi untuk meningkatkan bobot buah. Pemberian pupuk cair sejak umur 20-25 hari setelah tanam. Aplikasi selanjutnya 15 hari sekali. Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.
Cara Panen
Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Sedangkan untuk kacang pancang tipe tegak dengan cara mencabut/memotong pangkal batang tanaman setinggi 10-15 cm dari permukaan tanah.


Pengemasan
kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg. Ikatan dikemas dalam karung goni yang berventilasi/dikemas dalam kantong plastik polytelyne. Alat angkut yang digunakan dapat dengan cara dipikul, menggunakan jasa kendaraan/alat transportasi lainnya.

Pemasaran
Pemasaran kacang panjang ini, dapat petani langsung yang menawarkan ke konsumen. Namun, jika hasil panen berlimpah pastinya petani membutuhkan perantara untuk hasil panennya dapat cepat sampai ke tangan konsumen yang lebih luas, seperti padagang pengumpul (tingkat desa), pedagang besar (tingkat kota), pedagang pengecer (tingkat supermarket). Para pedagang perantara sangat berperan besar dalam pemasaran kacang panjang, mengingat tidak semua informasi pasar dikuasai oleh petani. Disamping itu, peran pedagang perantara menguntungkan para petani karena dapat mengurangi biaya distribusi pemasaran. Dengan demikian, petani dapat berkonsentrasi penuh terhadap proses budidaya tanaman, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produksi kacang panjang. Kualitas hasil panen sangat berpengaruh terhadap harga jual dan sasaran pemasarannya. Kacang panjang yang berkualitas baik, dapat di pasok ke supermarket bahkan sangat berpeluang untuk di ekspor.
Analisa Usaha
 
Biaya produksi per musim
 
Sewa lahan 1 ha (4 bulan)                              Rp 2.000.000,.
Benih 10 kg x Rp 130.000,.                             Rp 1.300.000,.
Pupuk NPK 120kg x Rp 2000,.                            Rp   240.000,.
Pupuk cair                                             Rp    50.000,.
Pestisida                                              Rp   150.000,.
Ajir/bambu                                             Rp   400.000,.
Tenaga kerja                                           Rp 1.000.000,.
Jumlah                                          Rp 5.140.000,.
 
Perhitungan laba/rugi per musim/bulan
 
Pendapatan per musim:
Rp 2.500,. x 6.000kg                                  Rp 15.000.000,.
 
Laba
 
= Pendapatan - Biaya produksi
= Rp 15.000.000,. - Rp 5.140.000,.                     Rp 9.860.000,.