Kamis, 19 Februari 2015

budidaya ikan kudus

Persiapan Tambak
Pertama dilakukan proses
pengeringan tambak selama 7-10 hari
sampai tanah terlihat pecah-pecah untuk
memutus siklus hidup pathogen dan
mengurai gas beracun H2S. Setelah itu,
dilakukan proses pembalikan tanah agar
fitoplankton dapat tumbuh sebagai pakan
alami udang vaname. Perlu juga
dilakukan pengukuran pH tanah. Apabila
pH kurang dari 6,5, maka perlu dilakukan
proses pengapuran.
Pemupukan dan Pengisian Air
Pemupukan dilakukan setelah proses
pengeringan dan pengapuran. Pupuk
yang digunakan adalah pupuk Urea 150
kg/ha dan pupuk kandang 2000 kg/ha.
Setelah itu, dilakukan pengisian air
dengan kedalaman 1 m atau kurang di
petak pembesaran. Biarkan air selama
2-3 minggu sampai siap untuk proses
selanjutnya yaitu penebaran bibit udang
vaname.
Pemilihan Benih
Benih yang digunakan dalam cara
budidaya udang vaname ini adalah benih
jenis PL10-PL12 yang mendapatkan
sertifikasi SPF (Specific Pathogen Free).
Benih harus tampak bagus tanpa cacat,
mempunyai ukuran seragam, berenang
melawan arus, insang sudah
berkembang, dan usus terlihat jelas.
Penebaran Benih
Sebelum ditebar, benih udang vaname
perlu melalui proses aklimitasi, karena,
hal ini sangat berpengaruh pada daya
tahan udang ini saat
proses pembenihan dan pemeliharaan.
Caranya, menyiram kantung tempat benih
dengan air tambak dan diapungkan
ditambak selama 15-20 menit. Setelah
itu, dibuka dan dimiringkan pelan-pelan
agar benih udang keluar. Tidak
seperti cara beternak udang lainnya,
benih udang vaname sebaiknya ditebar
pada siang hari.
Pemberian Pakan
Pakan yang biasa dianjurkan pada
panduan cara ternak udang di Indonesia
adalah pellet yang mengandung 30%
protein. Jumlah pakan yang diberikan
dipengaruhi oleh umur udang atau
menggunakan pedoman ABW. Pemberian
pakan dilakukan sebanyak 4-5 kali
sehari. Selain umur, banyaknya pakan
dipengaruhi oleh kondisi tanah tambak,
kualitas air dan tingkat kesehatan udang.
Pemeliharaan
Langkah pemeliharaan pertama adalah
kontrol tingkat salinitas. Salinitas air yang
baik adalah 10-25 ppt. Selain itu
pemeriksaan pH air dan tanah secara
berkala. Bila kurang dari 7,5, maka perlu
dilakukan proses pengapuran
tambahan.Sebelum udang berumur 60
hari, perlu juga diperiksa tinggi air dan
dilakukan pengisian air dengan salinitas
yang disebutkan diatas bila air kurang
karena proses penguapan.
Pengendalian Hama
Hama yang menyerang tambak udang
vaname biasanya adalah hewan-hewan
yang hidup disekitar tambak, seperti
burung, ketam, ikan liar dan pengerek.
Untuk ketam dan pengerek yang
biasanya melubangi pematang disekitar
tambak, kita bisa memasang pagar
plastik untuk mencegah hewan ini masuk.
Ikan liar bisa dibasmi dengan saponin.
Dan burung, kita perlu mengontrol
tambak sesering mungkin.
Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit yang tepat
dilakukan bersamaan dengan
proses pembibitan dan pemeliharaan.
Bila kita melakukan proses pemeliharaan
dengan baik, maka penyakit tidak akan
menyerang udang kita. Selain itu, kita
juga perlu melakukan pemeriksaan fisik
udang dan tes Polymerase Chain
Reaction (PCR) dilaboratorium.
Pemanenan
Proses pemanenan dilakukan setelah
udang vaname berumur 120 hari dan
mencapai berat, yaitu 50 ekor/kg. Bila
udang sudah mencapai berat tersebut
sebelum 120 hari, maka pemanenan bisa
dilakukan. Pemanenan dilakukan pada
waktu malam hari untuk
mempertahankan kualitas udang. 2-4 hari
sebelum pemanenan, tambak diberi
kapur dolomite 80 kg/ha dan
mempertahankan ketinggian air untuk
mencegah proses molting. Bila kita
melakukan teknik beternak udang
vaname dengan benar, maka hasil yang
kita dapatkan akan sangat memuaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar